Minggu, 06 Januari 2013

Suspensi

Suspensiii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Beberapa bentuk sediaan obat yang umumnya dipakai dalam pembuatan obat, setiap bentuk sediaaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah suspensi.
suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase cair. Partikel yang tidak larut tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorpsi yang digunakan sebagai obat dalam atau untuk pemakaian luar denagn tujuan penyalutan. Sediaan dalam bentuk suspensi juga ditujukan untuk pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang dilakukan melalui mulut. Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi warna atupun bentuk wadahnya. Pada prinsipnya zat yang terdispersi pada suspensi haruslah halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Selain larutan, suspensi juga mengandung zat tambahan (bila perlu) yang digunakan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang.
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum.
Beberapa suspensi diperdagangan tersedia dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan  dalam cairan pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya.
Selain itu pembuatan suspensi ini didasarkan pada pasien yang sukar menerima tablet atau kapsul, terutama bagi anak-anak dan lansia, dapat menutupi rasa obat yang tidak enak atau pahit yang sering kita jumpai pada bentuk sediaan tablet, dan obat dalam bentuk sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul dikarenakan luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat. Oleh karena itu dibuatlah sediaan suspensi. Pembuatan suspensi ini pula didasarkan pada pengembangan sediaaan cair yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Tetapi dalam pembuatan suspensi juga memerlukan ketelitian dalam proses pembuatan sehingga kestabilannya dapat terjaga.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Penggunaan dalam bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Kekurangan suspensi sebagai bentuk sediaan adalah pada saat penyimpanan, memungkinkan terjadinya perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi atau perubahan temperatur.
Sasaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik.
Jadi, alasan pembuatan suspensi yaitu untuk membuat sediaan obat dalam bentuk cair dengan menggunakan zat aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi hanya terdispersi secara merata. Dengan kata lain, bahan-bahan obat yang tidak dapat larut dapat dibuat dalam bentuk suspensi.
Dengan demikian sangatlah penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk mengetahui dan mempelajari pembuatan sediaan dalam bentuk suspensi yang sesuai dengan persyaratan suspensi yang ideal ataupun stabil agar selanjutnya dapat diterapakan pada pelayanan kefarmasian dalam kehidupan masyarakat.

B. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN
1.      Suspensi Chloramphenicol palmitat
a.       Permasalahan
-          Suspensi dengan cara pengendapan kembali
b.      Penyelesaian permasalahan
-          Memperkecil diameter partikel bahan aktif dalam suspensi
-          Bahan aktif diperkecil agar zat aktif lebih mudah terdispersi secara homogen.



2.      Suspensi Bismuth Sub nitrat
a.       Permasalahn
-          Membuat suspensi terflokulasi
b.      Penyelesaian permasalahan
-          Dengan menggunakan dispersi dimana pertama kali kita membuat mucilago kemudian serbuk bahan obat dicampur ke dalam mucillago yang telah terbentuk kemudian diencerkan, flokulasi encer dan ditambahkan langsung pada bahan yang diflokulasi.















BAB II
LANDASAN TEORI

Suspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang.
Menurut FI  Edisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa.
            Menurut FI Edisi IV, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
            Menurut Formularium nasional Edisi II, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah :
1.    Ukuran partikel.
2.    Sedikit banyaknya bergerak partikel (viskositas)
3.    olak menolak antar partikel karena adanya muatan listrik
4.    Kadar partikel terdispersi
Ciri-ciri sediaan suspensi adalah :
-  Terbentuk dua fase yang heterogen
-  Berwarna keruh
-  Mempunyai diameter partikel > 100 nm
-  Dapat disaring dengan kertas saring biasa
 -  Akan memisah jika didiamkan
Ø  Macam-macam suspensi
 Suspensi berdasarkan kegunaanya
  1. Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat  yang terdispersi dalam cairan pembawa dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditunjukan untuk penggunaan oral.
  1. Suspensi topical
Suspensi topical adalah sediaan cair yang mengandung partikael-partikel padat yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
  1. Suspensi tetes telinga
Yaitu sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada bagian telinga luar.
  1. Suspensi optalmik
Yaitu sediaan cair yang steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
 
·          Suspensi berdasarkan istilah
1.    Susu
Yaitu suspensi untuk pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk penggunaan oral. Contohnya : susu magnesia
2.    Magma
Yaitu suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragredasi kuat yang menghasilkan konsistansi seperti jell dan sifat relogi tiksotropik
3.      Lotio
 Untuk golongan suspensi tropical dan emulsi untuk pemakaian pada kulit.
·            Suspensi berdasarkan sifatnya
1.        Suspensi deflokulasi
a.       Ikatan antar partikel terdispersi kuat
b.      Partikel dispersi mudah mengendap
c.       Partikel dispersi mudah terdispersi kembali
d.      Partikel dispersi tidak membentuk cacking yang keras
2.    Suspensi flokulasi
a.       Ikatan antar partikel terdispersi lemah
b.      Partikel dispersi mengendap secara perlahan
c.       Partikel dispersi susah terdispersi kembali
d.      Partikel dispersi membentuk cacking yang keras

Syarat-syarat suspensi adalah sebagai berikut :
Menurut FI edisi III adalah :
§  Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
§  Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
§  Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi
§  Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau sedia dituang
§  Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama
Menurut FI edisi IV adalah :
§  Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal
§  Suspense yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus mengandung anti mikroba
§  Suspense harus dikocok sebalum digunakan.

Cara pembuatan suspensi
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
Ø  Metode dipersi
Serbuk yang terbagi halus didispersikan kedalam cairan pembawa. Umumnya sebagai cairan pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yang penting adalah pertikel-pertikel harus terdispersi betul dalam fase cair. Mendispersikan serbuk yang tidak larut dalam air kadang-kadang sukar, hal ini disebabkan karena adanya udara, lemak yang terkontaminasi pada permukaan serbuk. Serbuk dengan sudut kontak 900C disebut hidrofob. Contohnya sulfur, magnesium stearat, dan magnesium karbonat. Untuk menurunkan tegangan antar muka, antara partikel padat dan cairan pembawa digunakan zat pembasah dengan nilai HCB (hidrofil lipofil balance) atau keseimbangan hidrofil lipofil. Nilai HLB 7-9 dan sudut kontak jadi kecil. Udara yang dipindahkan dan partikel akan terbasahi dapat pula menggunakan gliserin, larutan Gom, propilenglikol untuk mendispersi parikel padat. Biasa juga digunakan Gom (pengental).

Ø  Metode presipitasi
Metode ini terbagi atas 3 yaitu :
ü  Metode presipitasi dengan bahan organic
Dilakukan dengan cara zat yang tak larut dengan air, dilarutkan dulu dengan pelarut organic yang dapat dicampur air. Pelarut organic yang digunakan adalah etanol, methanol, propilenglikol, dan gliserin. Yang perlu diperhatikan dari metode ini adalah control ukuran partikel yang terjadi bentuk polimorfi atau hidrat dari Kristal.
ü  Metode presipitasi dengan perubahan PH dari media
Dipakai untuk obat yang kelarutannya tergantung pada PH.
ü  Metode presipitasi dengan dekomposisi rangkap/penguraian
Dimana stabilitas fisik yang optimal dan bentuk rupanya yang baik bila suspensi diformulasikan dengan partikel flokulasi dalam pembawa berstruktur atau pensuspensi tipe koloid hidrofi. Bila serbuk telah dibasahi dan didispersikan diusahakan untuk membentuk flokulasi terkontrol agar tidak terjadi sediaan yang kompak yang sulit didispersi kembali. Untuk membentuk flokulasi digunakan elektrolit, surfaktan, dan polimer.

Bentuk suspensi yang diinginkan
1)      Partikel-partikel harus mengendap secara perlahan
2)      Partikel-partikel yang mengendap harus mudah didispersikan kembali
3)      Suatu suspensi yang terflokulasi lebih diinginkan daripada suspensi yang terdeflokulasi.
4)      Suatu suspensi tidak boleh terlalu kental untuk mengurangi kecepatan sedimentasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suspensi adalah :
1.   Kecepatan sedimentasi (hokum stokes)
Untuk sediaan farmasi, tidak mutlak dipakai untuk sediaan farmasi biasanya dimana bentuk suspensorik tidak teratur, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi stabil sehingga tidak cepat mengendap. Maksudnya akan terbentuk cacking dan homogenitas kurang. 
 2.   Pembahasan serbuk
 Pembasahan adalah fenomena terjadinya kontak antara medium pendispersi dan medium terdispersi dimana permukaan padat udara digantikan oleh padat cair. Untuk menurunkan tegangan permukaan digunakan wetting agent atau surfaktan (zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan) misalnya span dan tween.

3.   Floatasi
Floatasi atau trafung disebabkan oleh :
-   Perbedaan densitas
-   Partikel padat hanya terbasahi dan tetap pada permukaan
-   Adanya absorbsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan humektan (zat yang digunakan untuk membasahi zat padat).
4.      Pertumbuhan Kristal
          Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh, bila terjadi perubahan suhu akan terjadi pertumbuhan kristal ini dapat dicegah dan penambahan surfaktan.
5.     Pengaruh gula
-         Penambahan larutan gula dalam suspensi akan mengakibatkan fiskositas suspensi naik.
-         Konsentrasi gula yang besar akan menyebabkan akan terbentuknya kristalisasi dengan cepat Gula cair 25% mudah ditumbuhi bakteri hingga diperlukan pengawet
-         Hati-hati jika ada alkohol dalam suspensi
6.      Pemilihan metode dispersi, depokulasi, dan prokulasi
        Komponen sediaan suspensi :
          Komposisi sediaan suspensi yaitu :
1. Zat aktif
2. Bahan tambahan :
                                  -            Bahan pensuspensi / suspending agent, fungsinya adalah untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin, dan bahan berlemak. Contoh untuk golongan polisakarida yaitu seperti gom akasia, tragakan, alginat starc. Sedangkan pada golongan selulosa larut air yaitu seperti metil selulosa, hidroksi etilselulosa, avicel, dan na-cmc.untuk golongan tanah liat misalnya seperti bentonit, aluminium magnesium silikat, hectocrite, veegum. Sementara itu untuk golongan sintetik seperti carbomer, carboxypolymethylene, colloidal silicon dioxide.
                                  -            Bahan pembasah (wetting agent) / humektan, fungsinya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut. Misalnya gliserin, propilenglikol, polietilenglikol, dan lain-lain.
                                  -            Pemanis, fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Misalnya sorbitol dan sukrosa.
                                  -            Pewarna dan pewangi, dimana zat tambahan ini harus serasi. Misalnya vanili, buah-buahan berry, citrus, walnut, dan lain-lain.
                                  -            Pengawet, sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk pemakaian berulang. Pengawet yang sering digunakan adalah metil atau propil paraben, asam benzoat, chlorbutanol, dan senyawa ammonium.
                                  -            Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi kecuali untuk zat aktif yang mudah terurai karena teroksidasi.misalnya hidrokuinon, asam galat, kasein, sisteina hidroklorida, dan juga timol.
                                  -            Pendapar, fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet, meningkatkan kelarutan. Misalnya dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat, dan juga dapar karbonat.
                                  -            Acidifier, fungsinya untuk mengatur pH, meningkatkan kestabilan suspensi, memperbesar potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan. Misalnya asam sitrat.
                                  -            Flocculating agent, merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya polisorbat 80 (untuk surfaktan), tragakan (polimer hidrofilik), bentonit (untuk clay), dan juga NaCl (untuk elektrolit).
Kriteria suspensi yang ideal :
Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dan tidak mengendap cepat dalam wadah.
Endapan yang terbentuk tidak boleh keras (kompak) dan harus terdispersi dengan cepat dengan sedikit pengocokan.
Harus mudah dituang, memiliki rasa enak dan tahan terhadap serangan mikroba
Untuk obat luar, harus mudah disebar dipermukaan kulit dan tidak cepat hilang ketika digunakan serta  cepat kering.

Keuntungan dan kerugian sediaan suspensi
        -   Keuntungan :
                           1.          Baik digunakan untuk pasian yang sukar menerima tablet/ kapsul, terutama anak-anak.
                           2.          Homogenitas tinggi
                           3.          Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul karena luas permukaan
                           4.          kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat
                           5.          Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit obat (dari larut/tidaknya)
                           6.          Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
        -   Kerugian :
                           1.          Kestabilan rendah (pertumbuhan Kristal (jika jenuh), dan degradasi)
                           2.          Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun
                           3.          Alirannya menyebabkan sukar dituang
                           4.          Ketetapan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
                           5.          Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system dispersi terutama jika terjadi perubahan temperatur
5.      Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
6.      BAB III
7.      METODE PRAKTIKUM
8.       
9.      A.    RESEP SUSPENSI CHLORAMPENICOL PALMITAT



Dr. Alphian .SIP859458/SIP/2001
Jln. Mekar 18 Kendari
R/        Chloramphenicol palmitat       2,875
            CMC Na                                 0,5
            Polysorbat 80                          0,25
            Propilenglikol                          10
            Sir. Simplex                             15
            Aqua ad                                  50

Pro : Putri

10.   
11.   
12.   
13.   
14.   
15.   
16.   
17.   
18.   
19.   
20.   
21.   
22.   
23.   


24.  B.     KELENGKAPAN RESEP
25.   


26.   
27.   
28.   
29.   
30.   
31.                                                                                                
32.   
33.   
34.   
35.   
36.   


37.   
38.   
39.   
40.   
41.   
42.   
43.              Keterangan :
44.  ·         R/              : Recipe                       : Ambillah
45.  ·         m.f.d.s       : misce fac da signa     : campur buat dan tandai
46.  ·         3 dd                      : ter de die                   : 3 x sehari
47.  ·         ck              : cochlear                     :  sendok makan
48.  ·         pro                         : propere                      : untuk
49.   
50.   
51.   
52.  C.     URAIAN BAHAN
53.   
54.  1.      CHLORAMPHENICOL PALMITAT (FI Edisi III Hal. 145)
55.  Nama resmi                   : CHLORAMPHENICOLI PALMITAS
56.  Nama sinonim               : kloramfenikol palmitat
57.  Rumus molekul             : C27H42Cl2N2O6
58.  Berat molekul               : 561,56
59.  Pemerian                       :  serbuk hablur halus, licin, putih, bau lemah,rasa tawar
60.  Kelarutan                      :  praktis tidak larut dalam air, larut dalam 45 bagian  etanol (95%)p, dalam 6 bagian kloroform p, dan  dalam 14 bagian eter p
61.  Penyimpanan                : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
62.  Khasiat                         :  antibiotikum (obat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau membunuh mikroorganisme)
63.   
64.  2.      CMC Na (FI Edisi III Hal. 401)
65.  Nama resmi                   : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
66.  Nama sinonim               : natrium karboksimetil selulosa
67.  Pemerian                       :  serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik
68.  Kelarutan                      :  mudah mendispersi dalam air,membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)p, dalam eter p dan dalam pelarut organic lain
69.  Penyimpanan                :  dalam wadah tertutup rapat
70.  Khasiat                         : zat tambahan
71.   
72.  3.      POLYSORBAT 80 (FI Edisi III Hal. 509)
73.  Nama resmi                   : POLYSORBATUM 80
74.  Nama sinonim               : polisorbat 80
75.  Pemerian                       :  cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas
76.  Kelarutan                      :  mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)p, dalam etil asetat p dan dalam etanol p, sukar larut dalam parafin cair, dan dalam minyak biji kapas p
77.  Penyimpanan                : dalam wadah tertutup rapat
78.  Khasiat                         : zat tambahan
79.   
80.  4.      PROPILENGLIKOL (FI. Edisi III Hal. 534)
81.  Nama resmi                   : PROPYLENGLYCOLUM
82.  Nama sinonim               : Propilenglikol
83.  Rumus molekul             : C3H8O2
84.  Berat molekul               : 76,10
85.  Pemerian                       :  Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,  rasa agak manis, higroskopik
86.  Kelarutan                      :  Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)p, dan dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian eter p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah p, dan dengan minyak lemak
87.  Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik
88.  Khasiat                         : Zat tambahan, pelarut
89.   
90.  5.      SIRUP SIMPLEX (FI. Edisi III Hal. 567)
91.  Nama resmi                   : SIRUPUS SIMPLEX
92.  Nama sinonim               : Sirop gula
93.  Pembuatan                    : Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metal paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh    100 bagian sirop
94.  Pemerian                       : Cairan jernih, tidak berwarna
95.  Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
96.   
97.  6.      AQUADEST ( FI.Edisi III Hal.96 )
98.  Nama resmi                   : AQUA DESTILLATA
99.  Nama sinonim               : Air suling, Air murni
100.                                                                         Rumus molekul          : H2O
101.                                                                         Berat molekul            : 18,02
102.                                                                         Pemerian        :           Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
103.                                                                         Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
104.                       
105.                      D.    PERHITUNGAN BAHAN
106.                      1.      Chloramphenicol palmitat = 2,875 gram
107.                      2.      CMC Na                           = 0,5 gram
108.                      ·         Air panas                           = 20 bagian x 0,5 (bb CMC Na)
109.                      = 10 gram   ∞ 10 mL
110.                      ·         Air dingin                                     = 10 bagian x 0,5 (bb CMC Na)
111.                                 = 5 gram ∞ 5 mL
112.                      3.      Polysorbat 80                                = 0,25 gram
113.                      4.      Propilenglikol                                = 10 gram
114.                      5.      Sir. Simplex                                   = 15 gram
115.                      6.      Aqua ad                            = 50 – (2,875+0,5+0,25+10+15+10+5)
116.                      = 50 – 43,625 = 6,375 gram ∞ 6,375 mL
117.                       
118.                      E.     ALAT DAN BAHAN
119.                      *      ALAT
120.                      1.      Botol 50 g
121.                      2.      Cawan krus
122.                      3.      Gelas ukur
123.                      4.      Hot plate
124.                      5.      Kertas perkamen
125.                      6.      Lap kasar
126.                      7.      Lap halus
127.                      8.      Lumpang dan alu
128.                      9.      Pipet tetes
129.                      10.  Sendok tanduk
130.                      11.  Sudip
131.                      12.  Timbangan kasar
132.                      *      BAHAN
133.                      1.      Aquadest
134.                      2.      Cholaramphenikol palmitat
135.                      3.      CMC Na
136.                      4.      Polisorbat 80
137.                      5.      Propilenglikol
138.                      6.      Sirup simplex
139.                       
140.                      F.      CARA KERJA
141.                      1.      Siapkan alat dan bahan yang digunakan
142.                      2.      Tara botol 50 gram
143.                      3.      Buat mucilago Na.CMC
144.                      ·         Timbang Na.CMC 0,5 gram, ukur aqua panas 10 mL kemudian masukkan dalam mortir
145.                      ·         Taburkan Na.CMC kedalam mortir yang telah berisi aqua panas
146.                      ·         Diamkan 15 hingga 20 menit ad mengembang
147.                      ·         Ukur aqua dingin 5 mL tambahkan lalu kocok
148.                      4.      Timbang propilenglikol 10 gram, pada cawan yang telah ditara
149.                      5.      Timbang polisorbat-80 0,25 gram pada cawan yang telah ditara
150.                      6.      Timbang kloramfenikol 2,875 gram
151.                      7.      Campur propilenglikol dan polisorbat, panaskan diatas hotplate, aduk lalu masukkan kloramfenikol sambil diaduk
152.                      8.      Semua campuran  dituangkan pada Na.CMC sambil digerus
153.                      9.      Timbang sir. Simplex 15 gram dalam cawan kemudian campur pada campuran tadi
154.                      10.  Masukkan dalam botol, tambahkan sisa aqua ad 50 gram
155.                      11.  Beri etiket putih dan tulisan “kocok dahulu “
156.                       
157.                      G.    WADAH
158.                      -          Botol 50 g
159.                       
160.                      H.    ETIKET PUTIH
161.                       
Apotek Bina Husada Kendari
Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093
Apoteker  : Tantri
SIK           : F.11.113                                                            
No                  :  07                                  Tgl : 20-4-12  
Nama             : Putri
Aturan Pakai  :   3  x  sehari  1     
Tablet                                                                                     
Kapsul                                                                             
                                                      Sendok makan

                     Sebelum / sesudah makan
162.                                             
163.                       
164.                       
165.                       
166.                       
167.                       
168.                       
169.                       
170.                       
171.                       
172.                       
173.                      A.    RESEP  NO. SUSPENSI BISMUTH SUB NITRAT



Dr. Syelomitha
SIP 859458/IDI/2003
Jln. Mekar 18 Kendari
R/        Bismuth subnitrat        2
            Tragacanth                  0,65
            Alkohol                       4
            Sod. Citrat                  0,01
            Aqua ad                      60
            m. f. d. s. tdd.c1
Pro       : Anna

174.                       
175.                       
176.                       
177.                       
178.                       
179.                       
180.                       
181.                       
182.                       
183.                       
184.                       
185.                       
186.                      B.     KELENGKAPAN RESEP


187.                       
188.                       
189.                       
190.                       
191.                       
192.                                                                                                                                                                                            
193.                       
194.                       
195.                       
196.                       


197.                       
198.                       
199.                       
200.                       
201.                       
202.                       
203.                                  Keterangan :
204.                      ·         R/              : Recipe                       : Ambillah
205.                      ·         m.f.d.s       : misce fac da signa     : campur buat dan tandai
206.                      ·         3 dd                      : ter de die                   : 3 x sehari
207.                      ·         c 1                         : cochlear unum           : 1 sendok
208.                       
209.                      C.     URAIAN BAHAN
210.                      1.      BISMUTH SUBNITRAT (FI Edisi III Hal.118)
211.                                                                         Nama resmi    : BISMUTHI SUBNITRAS
212.                                                                         Nama sinonim            : bismuth subnitrat
213.                                                                         Pemerian        :           serbuk hablur renik, putih, tidak berbau, tidak berasa , berat
214.                                                                         Kelarutan       :           praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut organik, larut sempurna dalam asam klorida p dan dalam asam nitrat p
215.                                                                         Penyimpanan             :           dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
216.                                                                         Khasiat          :           adstrigen saluran pencernaan (obat yang digunakan untuk menciutkan selaput lendir dalam saluran pencernaan)
217.                       
218.                       
219.                       
220.                       
221.                      2.      TRAGACANTH (FI Edisi III Hal. 616)
222.                                                                         Nama resmi    : TRAGACANTHA
223.                                                                         Nama sinonim            : tragakan
224.                                                                         Pemerian        : tidak berbau, hampir tidak berasa
225.                                                                         Kelarutan       :           dalam air agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi massa homogen, lengket dan seperti gelatin
226.                                                                         Penyimpanan             : dalam wadah tertutup baik
227.                                                                         Khasiat          : zat tambahan
228.                                                                          
229.                      3.      AETHANOLUM (FI.Edisi III Hal.66)
230.                                                                         Nama resmi    : AETHANOLUM
231.                                                                         Nama sinonim            : Etanol, Alkohol
232.                                                                         Pemerian        :           Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
233.                                                                         Kelarutan       :           Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p, dan dalam eter p
234.                                                                         Penyimpanan             :           Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
235.                                                                         Khasiat          :           Zat tambahan
236.                                                                          
237.                      4.      SOD. CITRAT (FI Edisi III Hal. 406)
238.                                                                         Nama resmi    : NATRII CITRAS
239.                                                                         Nama sinonim            : natrium sitrat
240.                                                                         Rumus molekul          : C6H5Na3O7.2H2O
241.                                                                         Berat molekul            : 294, 10
242.                                                                         Pemerian        : hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih
243.                                                                         Kelarutan       : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol (95%)p
244.                                                                         Penyimpanan             : dalam wadah tertutup rapat
245.                                                                         Khasiat          :           antikoagulan (obat yang berfungsi mencegah terjadinya pembekuan darah)
246.                       
247.                      5.      AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)
248.                                                                         Nama resmi    : AQUA DESTILLATA
249.                                                                         Nama sinonim            : Air suling, Air murni
250.                                                                         Rumus molekul          : H2O
251.                                                                         Berat molekul            : 18,02
252.                                                                         Pemerian        :           Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
253.                                                                         Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
254.                       


255.                      D.    PERHITUNGAN BAHAN
256.                      1.      Bismuth subnitrat = 2 gram
257.                      Aqua untuk membasahi, yang akan dipipet
258.                       =  x 2 gram = 0,5 mL
259.                      2.      Tragakan               = 0,65 gram
260.                      Mucilago tragakan      = 20 bagian aqua x berat tragakan
261.                                                          = 20 x 0,65 = 13 mL
262.                      Jadi, air untuk tragakan 13 mL
263.                      3.      Alcohol                  =  =  = 4,9 mL
264.                      4.      Sod. Citrat                         = 0,01 gram = 10 mg
265.                      Pengenceran Na. sitrat :
266.                      =  x 20 mL = 4 mL
267.                      5.      Aqua                                 = 60 – (2+0,5+0,65+13+4,9+4)
268.                                              = 60 – 25,05 = 34, 95 mL
269.                       
270.                      E.     ALAT DAN BAHAN
271.                      *      ALAT
272.                      1.      Batang pengaduk
273.                      2.      Botol 60 mL
274.                      3.      Gelas ukur
275.                      4.      Kertas perkamen
276.                      5.      Pipet tetes
277.                      6.      Lap halus
278.                      7.      Lap kasar
279.                      8.      Lumpang dan alu
280.                      9.      Sendok tanduk
281.                      10.  Sudip
282.                      11.  Timbangan kasar
283.                      12.  Tisu
284.                       
285.                      *      BAHAN
286.                      1.      Aquadest
287.                      2.      Alkohol
288.                      3.      Bismuth sub nitrat
289.                      4.      Natrium sitrat
290.                      5.      Tragakan
291.                       
292.                      F.      CARA KERJA
293.                      1.      Siapkan alat dan bahan
294.                      2.      Tara botol 60 gram
295.                      3.      Buat mucilago tragakan dengan cara timbang 0,65 gram tragakan, basahi dengan aqua 13 mL, tambahkan alcohol 4,9 mL lalu diamkan hingga membentuk mucilago
296.                      4.      Gerus bismuth subnitrat 2 gram, basahi dengan aqua 0,5 mL
297.                      5.      Ambil 4 mL sod.sitrat, masukkan kecampuran sebelumnya
298.                      6.      Buat pengenceran natrium Sitrat dan ambil 4 mL , kemudian masukkan dalam campuran No.5
299.                      7.      Masukkan No. 5 ke No. 4, gerus, kemudian masukkan dalam botol
300.                      8.      Ditambahkan aqua ad 60 g
301.                      9.      Beri etiket putih yang berlabel “ kocok dahulu “
302.                       
303.                      G.    WADAH
304.                      -          Botol 60 mL
305.                       
306.                      H.    ETIKET PUTIH



APOTEKBINA HUSADA
Jln.Asrama haji No. 17 C Telp. 319130
Apoteker         : Tantri
SIK                 : F.11.113
No : 08                                    Tgl : 20-04-2012
Nama pasien    : Anna
Aturan pakai   : 3 x sehari 1    sendok makan
Kocokdahulu
Sebelum/sesudahmakan

307.                       
308.                                             
309.                       
310.                       


311.                       
312.                       
313.                       
314.                       
315.                       
316.                       
317.                       
318.                       
319.                       
320.                       
321.                       
322.                       
323.                       
324.                       
325.                       
326.                      BAB IV
327.                      PEMBAHASAN
328.                       
329.                                                                                                                                                                                  Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Dalam pembuatan suspensi, kita selaku praktikan mengharapkan hasil dari suspensi yang kita buat itu adalah merupakan suspensi yang masuk dalam kategori suspensi ideal atau stabil setidaknya. Suspensi yang ideal merupakan suspensi yang memiliki kriteria yakni, partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama dan tidak mengendap cepat dalam wadah, endapan yang terbentuk tidak boleh keras, dan harus terdispersi dengan cepat dengan sedikit pengocokan, harus mudah dituang, memiliki rasa enak dan tahan terhadap serangan mikroba, untuk obat luar harus mudah disebar dipermukaan kulit dan tidak cepat hilang ketika digunakan serta cepat mengering.
330.             Namun dalam praktikum, tidak semua suspensi yang dihasilkan itu merupakan suspensi yang ideal ataupun stabil. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya ketelitian kita selaku praktikan pada saat dilakukannya pembuatan suspensi sehingga menyebabkan sediaan suspensi tidak maksimal hasilnya. Suspensi yang tidak sempurna pada biasanya disebabkan oleh mucillagonya yang kadang-kadang tidak mengembang sehingga menyebabkan suspensi tidak maksimal. Pada pembuatan mucilago, sering dialami kegagalan sebab pada saat penuangan air panas misalnya, bahan yang ada di dalam mortir tidak dengan cepat diaduk pada saat dituangkan air panasnya sehingga menyebabkan mucilago tidak mengembang.
331.                                                                                                                                                                                  Pada peracikan R/7, sediaan suspensi yang mengandung chlorampenicol palmitat, dibuat dengan cara pengendapan kembali dimana untuk membuat suspensi ini maka para praktikan haruslah memperkecil diameter partikel dari bahan aktifnya. Pada pembuatan suspensi ini chloramphenicol palmitat dan bahan natrium CMC-nya terlebih dahulu dilarutkan dalam air panas sebab kita ketahui sendiri bahwa kelarutan dari natrium CMC adalah dia akan mudah mendispersi dalam air, kemudian setelah itu barulah dilakukan penambahan aqua dingin.
332.                                                                                                                                                                               Bahan propilenglikol dicampur terlebih dahulu dengan polisorbat kemudian dipanaskan setelah itu chlorampenikolnya ditambahkan terakhir. Hal ini dimaksudkan agar pada saat menuangkan campuran tersebut ke dalam mucillago natrium CMC, akan membentuk mucilago yang  sempurna. Dengan begitu hasil dari pembuatan suspensi yang kita dapatkan bisa dikategorikan ke dalam suspensi yang ideal ataupun stabil.
333.                                                                                                                                                                                Pada pembuatan suspensi bismuth subnitrat, menggunakan sistem pembuatan suspensi terflokulasi. Suspensi ini dibuat dengan cara flokulasi agent dilarutkan dalam larutan encer secara langsung pada bahan yang akan di flokulasi. Pada pembuatan suspensi R/8 bismuth subnitrat ini, kesalahan sering terjadi pada saat dilakukannya pembuatan mucillago tragakan. Kesalahan ini biasanya disebabkan karena pada saat dilakukannya pembasahan pada tragakan oleh aqua serta penambahan pada alkoholnya. Hal seperti ini biasanya menyebabkan endapan yang terjadi tidaklah sempurna atau maksimal sehingga memerlukan pengocokan yang maksimal pula agar dapat terdispersi kembali.
334.                                                                                                                                                                                Kesalahan yang sering terjadi pada saat pembuatan suspensi harulslah menjadi acuan untuk kita sebagai praktikan agar pada pembuatan suspensi selanjutnya dapat dperoleh hasil yang maksimal. Karena dengan belajar dari kesalahan seperti inilah kita dapat menciptakan ataupun menghasilkan sediaan suspensi yang ideal dan stabil.
BAB V
PENUTUP
335.                                                                                                                                                                       
336.                                                                                                                                                                      A. KESIMPULAN
337.                      1.      Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
338.                      2.      Salah satu keuntungan suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa pahit obat yang kebanyakan kurang disukai oleh anak-anak sehingga memungkinkan untuk diberikan pada anak-anak.sedangkan kerugiannya adalah pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi.
339.                      3.      Suspensi yang ideal setidaknya haruslah dibuat dengan tepat, mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok.
340.                       
341.                                                                                                                                                                      B. SARAN
342.                      §  Diharapkan kepada semua mahasiswa/siswi untuk  lebih banyak belajar mengenai sifat, stabilitas, tipe suspensi maupun cara melarutkan dan penyimpananya.
343.                      §  pada saat pembuatan suspensi, praktikan harus mengetahui kelarutan dari bahan-bahan obat yang dikerjakan, Praktikan juga harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas suspensi, agar dapat menghasilkan suspensi yang baik.
344             


0 komentar:

Posting Komentar

Blog teman" q

Blogger news

Pages

SigfriedTonggeEsnyhayon. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

GeofreyRibazz

Followers

Search

Featured Posts