JURNAL
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
BOBOT
JENIS ZAT PADAT VITAMIN C
Yang
dibimbing oleh
Pak
Roky Fahriar
Disusun
oleh
Kelompok
4 AKFAR B
SIGFRIED
TONGGE
AKADEMI
FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
APRIL 2012
APRIL 2012
BOBOT
JENIS ZAT PADAT
Kelas
/ kelompok : Akfar 2B / kelompok 4
Hari,
Tgl Praktikum : Selasa, 08 Mei 2012
Materi
Percobaan : Bobot Jenis
Zat Padat
Pustaka : 1. Farmakope Indonesia edisi III
2. Farmakope Indonesianedisi IV
3.
Farmasi fisika III jilid I
4. R.Voight Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
5.
THE MERCK INDEX OF CHEMICAL AND DRUGS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada saat ini, perkembangan ilmu teknologi berkembang sangat pesat sekali.
Hampir seluruh bidang industri juga turut serta dalam perkembangan ini, mulai
dari industri makanan, minuman, dan juga pada dunia industri obat-obatan. Didalam dunia industri farmasi dan makanan ini mulai berkembang secara pesat dan
bervariatif. Oleh sebab itu pada proses
ini dibutuhkan suatu pengontrolan kualitas terhadap bahan baku yang akan digunakan ke dalam industri, hal ini dilakukan karena
banyak terjadi pemalsuan terhadap bahan-bahan baku tersebut yang kemungkinan
besar akan berbahaya bagi konsumen.
Sehingga dibutuhkan suatu ketelitiaan dalam
menganalisis kemurnian dari bahan baku
tersebut.
Dengan
alasan tersebut praktikum bobot jenis ini dilakukan, agar kita sebagai praktikan dapat mencegah penggunaan bahan-bahan baku
palsu tersebut. Praktikum bobot jenis merupakan praktikum yang sangat
sederhana yang dapat dilakukan dalam menentukan kemurnian
suatu zat baik zat padat maupun zat
cair.
Cara penentuan
bobot jenis ini sangat penting diketahui, karena dengan mengetahui bobot jenis
kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan baik yang berbentuk larutan
maupun padat. Disamping itu di dalam dunia farmasi mempelajari bobot jenis
sangat diperlukan untuk mempermudah farmasis khususnya pada saat
memformulasikan sediaan obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita
dapat menentukan apakah suatu bahan-bahan
yang kita gunakan itu merupakan bahan baku yang asli atau bahan baku yang
tiruan, sehingga nantinya obat-obatan yang dibuat aman untuk dikonsumsi oleh
pasien
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Dapat
menentukan berat jenis suatu zat padat dengan benar
2.
Dapat
mengetahui kemurnian suatu zat
BAB II
DASAR TEORI
Bobot jenis suatu zat didefinisikan
sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang sama ditimbang
di udara pada suhu yang sama(Farmakope Indonesia edisi III hal 767). Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan
hanya untuk cairan, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu
250 terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu
ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara
pada suhu yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama.
Bila pada suhu 250C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada
suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada
air yang tetap pada suhu 250C (Farmakope
Indonesia Edisi IV hal 1030).
Bobot jenis
suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot
air, dalam piknometer. Kecuali dinyatakan lain dlam monografi, keduanya
ditetapkan pada suhu 25º (Farmakope Indonesia Edisi IV hal 1030).
Penetapan bobot
per milimeter suatu cairan adalah bobot dalam g per ml caiaran yang ditimbang
di udara pada suhu 20º, kecuali dinyatakan lain dalam monografi (Farmakope
Indonesia Edisi IV hal 1030).
Bobot per ml zat cair ditetapkan dengan membagi bobot zat cair di udara
yang dinyatakan dalam g, dari sejumlah cairan yang mengisi piknometer pada suhu
yang telah ditetapkan dengan kapasitas piknometer yang dinyatakan dalam ml,
pada suhu yang sama (Farmakope Indonesia Edisi IV hal 1030).
Bobot jenis ρ adalah konstanta / tetapan bahan yang tergantung pada
suhu baik untuk bodi padat, cair dan gas yang homogen. bob
Ot jenis
didefinisikan sebagai perbandingan antara massa bahan (m) terhadap volumenya
(V)
(R.Voight).
1.
Bobot
Jenis Sejati ????????????????????????????????????????:?
2.
‘
Yaitu
perbandingan dari massa dengan volume partikel zat padat tanpa pori dan tanpa ruang rongga.
3.
Bobot
Jenis Nyata
Yaitu
volume yang membesar akibat adanya pori-pori.
Bobot jenis merupakan suatu karakteristik bahan yang penting, yang
digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu, khususnya
sifat cairan dan zat berjenis malam.
Penentuan
bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer,areometer,timbangan
hidrostatik ( timbangan MOHR – WESTTHAL ) dan cara manometrik. (Menurut R.
Voigt, hal 66).
Tabel bobot jenis
air Menurut FI IV, hal 1030
Suhu
|
Bobot perliter air (gram)
|
20
|
997,18
|
25
|
996,02
|
30
|
994,62
|
Macam-macam
alat yang dapat digunakan untuk menentukan bobot jenis diantaranya :
1.
Pik’nometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
nilai massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer yaitu
alat untuk mengukur bobot jenis suatu zat cair dan padat dengan kapasitas
volumenya antara 10 ml – 25 ml, pada bagian tutupnya mempunyai lubang berbentuk
saluran kecil yang difungsikan untuk membuang sisa zat yang terlalu banyak, dan
juga untuk mengetahui penuh tidaknya isi zat uji di dalam piknometer.
Penentuan berat jenis dengan piknometer
Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu mengukur secara langsung
berat zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan
piknometer).
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.
2.
Aerometer
Aerometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur berat jenis zat cair. Alat ini terdiri dari sebuah tabung
berskala yang bagian bawahnya diberi beban raksa, supaya dapat mengapung dalam
zat cair yang akan diukur berat jenisnya.
Metode ini didasarkan atas pembagian
berat jenis zat cair dengan volume zat cair tersebut (sama dengan metode kerja
piknometer).
Penentuan berat jenis zat cair dengan areometer
Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip
Archimedes. Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan, akan mengalami
gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena
adanya benda tersebut.
Aerometer berbentuk sebuah silinder yang yang berlubang. Agar dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka aerometer diisi dengan butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.
Aerometer berbentuk sebuah silinder yang yang berlubang. Agar dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka aerometer diisi dengan butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.
3.
Densimeter
Densimeter digunakan untuk mengukur densiti (kerapatan) zat cair secara
langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung
menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang
tertera. Penentuan bobot jenis dengan densimeter didasarkan pada pembacaan
seberapa dalamnya tabung gelas tercelup dan skala dibaca tepat pada miniskus
cairan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi bobot jenis antara lain :
1.
Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang
diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya,
demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa
membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu,
digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25ºC (suhu
kamar).
2.
Volume
Zat
jika volume zat besar maka berat
jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana
ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat
dapat mempengaruhi berat jenisnya.
3.
Massa
Zat
Jika zat
mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih
besar.
Tinjauan tentang sampel yang di uji :
Rumus Bobot Jenis :
|
Keterangan : a. ρ : bobot jenis (Kg/L)
b. m : massa
/ bobot (Kg)
c. v : volume (L)
|
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah piknometer, thermometer, neraca analitik, botol
semprot, beaker glass, dan batang pengaduk, kalkulator
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Vit.C,
aquades.
Monografi bahan ( farmakope Indonesia
IV, hal 762 )
Vitamin
C
Pemerian
: hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat laun
menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil diudara. Dalam larutan
cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190oc.
Kelarutan : Mudah
larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform,
dalam eter, dan dalam benzena
BJ
: 1,65 (merck index)
BAB
IV
PROSEDUR
KERJA
Digunakan piknometer bersih, kering
dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang dididihkan,
pada suhu 250. Diatur hingga suhu zat uji lebih kurang 200,
masukkan ke dalam piknometer. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu
250, buang kelebihan zat uji dan timbang. Kurangkan bobot piknometer
kosong dari bobot piknometer yang telah diisi.
1. Membersihkan pikno dan keringkan.
2. Menimbang pikno kosong (p)
3. Menimbang pikno berisi air (25ºC) sampai penuh (F)
4. Menghitung bobot air (F – p)
5. Menimbang pikno berisi zat padat uji (Q)
6. Menghitung bobot zat padat uji (Q – p)
7. Menambahkan air sampai penuh pada pikno yang berisi zat
padat uji (L)
8. Menghitung volume air yang tumpah ð
L – (p – Q)
9. Menghitung bobot jenis zat padat dengan rumus :
rzat padat = mzat
padat X rair
mair
yg tumpah= [(pikno + zat
padat) – (pikno kosong)] X rair
bobot
air – [(pikno + zat padat + air) – (pikno + zat padat)]
Menentukan massa Air
Ditimbang Piknometer + aquades
dan di catat hasilnya
|
Dihitung masaa air :
Massa air = (massa piknometer
+ aquades – massa Piknometer kosong)
|
Dibersihkan Piknometer dan
dikeringkan
|
Ditimbang Piknometer kosong
yang sudah di bersihkan terus catat
hasilnya
|
Menentukan massa sampel yang diuji
Diambil Piknometer kosong di
timbang dan catat hasilnya
|
Diambil aquades yang diisi
zat padat ( vit.C ) hinggah penuh dan di timbang, dicatat hasilnya
|
Hitung massa zat padat
Massa zat padat = massa pikno
+ zat padat ( Vit.C ) – massa Pikno kosong
Catat hasilnya
|
Hitung massa zat padat
aquades + massa zat padat ( Vit.C ) = berat pikno+ zat Vit.C – massa Pikno
kosong
Di catat hasilnya
|
Diambil piknometer kosong +
zat padat ( Vit.C ) ad setengah ditimbang dan dicatat hasilnya
|
1 komentar:
kalau ada yg kurang di tambahkn yha teman"..
Posting Komentar