BIOKIMIA FARMASI
Inti Materi kuliah tambahan Biologi
Farmasi Pre-UAS untuk mahasiswa Akademi Farmasi Muhamadiyah Kuningan
Obat sintetis vs Obat Tradisional
Pengertian Obat
Menurut PerMenKes
917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat merupakan benda yang dapat
digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi proses
kimia dalam tubuh.
Obat merupakan senyawa kimia selain
makanan yang bisa mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk
mendiagnosis, menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.
Bahan Obat / Bahan Baku
Semua bahan, baik yang berkhasiat
maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah, yang
digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih
terdapat di dalam produk ruahan. Produk ruahan merupakan tiap bahan yang telah
selesai diolah dan tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obat jadi.
A. Obat kimia/Sintesis/semisintesis
Penggolongan Obat
Obat digolongkan menjadi 4 golongan,
yaitu:
1) Obat Bebas, merupakan obat
yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna
hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok,
beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat
dibeli bebas di Apotek, toko obat, toko kelontong, warung.
2) Obat Bebas Terbatas,
merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan tepi
lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umunya masuk ke dalam golongan ini
antara lain obat batuk, obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun
panas pada saat demam (analgetik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan
mineral, dan obat-obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat
golongan ini hanya dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin.
3) Obat Keras, merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan
lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi
lingkaran yang berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa
didapatkan dengan resep dokter atau obat yang masuk kedalam OWA (Obat Wajib
Apotek), Obat Wajib Apotek adalah daftar obat obat keras yang dapat diserahkan
oleh APOTEKER. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh di Apotek .
4) Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI No. 22 Th
1997 tentang Narkotika). Obat ini pada kemasannya ditandai dengan lingkaran
yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
Obat Narkotika bersifat adiksi dan
penggunaannya diawasi dengan ketet, sehingga obat golongan narkotika hanya
diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan kopi
resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: opium, coca, ganja/marijuana, morfin,
heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa
digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit.
Psikotropika adalah Zat/obat yang
dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi
(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi
para pemakainya.
B. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional,
turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini
banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab
efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah
obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat
tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan
bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul,
serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Penggolongan Obat Tradisional
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
- Jamu (Empirical based herbalmedicine)Logo Jamu Tradisional
Jamu adalah obat tradisional yang
disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara
tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh
tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan
mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun
temurun.
2. Obat Herbal Terstandar
(Scientificbased herbal medicine)
Logo Obat Herbal terstandar
Adalah obat tradisional yang
disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman
obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja
yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain
proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan)
dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak
tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akutmaupun kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical basedherbal
medicine)
Logo Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional
dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji
yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat
pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya
jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Vitamins A D E K B C and What They Do
What are these wonder micronutrients
that your body cannot produce all by itself but needs them badly in trace
quantities? They are called vitamins. Vitamins are not synthesized or produced
by the body so they need to be obtained by humans through the food they eat.
Humans need 13 vitamins to maintain good health.
It is important to know that there
are two kinds of vitamins for safety purposes for one of them might cause
toxicity when taken in large dosages. Here are the two types of vitamins, the vitamins
included on each type, their function and sources.
Fat-soluble vitamins are dietary
supplements that may be absorbed by the body’s fat. This absorption means that
these vitamins can stay in the body, particularly in the liver, as long as they
want. Because they are stored, they don’t need to be replaced daily. These
fat-soluble vitamins include vitamin A, D, E and K.
Vitamin A works for healthy eyes,
maintenance of a good complexion and prevents aging. Sources of this vitamin
are vegetables, kidney, liver and milk. When the body lacks this vitamin, nigh
blindness, xerophthalmia or no tear secretion, phrynoderma or toad skin,
retarded growth and low resistance against infection may occur on the person.
Vitamin D helps in the burning of
calcium and phosphorus, and proper development of bones and teeth. It is
commonly found in liver, dairy food and eggs. Deficiency of this vitamin will
cause rickets or brittle bones, osteomalacia or softening of the bones, and
poor development of teeth.
Vitamin E aids in the proper
functioning of the reproductive organs, acts as an antioxidant and also helps
in the maintenance of a good skin. Sources of vitamin E are green leafy
vegetables, milk, butter and meat. Deficiency of this vitamin may result to
abnormal development of the fetus and infertility.
Vitamin K is for the proper
functioning of liver and normal clotting of blood. Vitamin K could be taken
from green leafy vegetables and soybeans. A person lacking this vitamin may be
afflicted with hemorrhages.
Water-soluble vitamins are
micronutrients that are not stored in the body and must be replaced in a
regular basis. They are dissolved in water and eliminated in urine. These
vitamins are easily washed out or removed during food preparation. Vitamins
considered as water-soluble are the B-complex vitamins and vitamin C.
The B-complex vitamins include
thiamin, riboflavin, niacin, pantothenic acid, folate, B6 and biotin. They
support the body in maintaining a good eyesight, healthy skin, normal appetite,
a healthy nervous and circulatory system. Sources of these vitamins include
enriched grain products like white rice, breakfast cereals, pasta, breads and
white flour. Deficiency of these vitamins may result to pernicious anemia,
pellagra, beri-beri and other B-complex related deficiency diseases. Vitamin C
or ascorbic acid is another water-soluble vitamin that helps in the wound
healing process, production of brain hormones and maintenance of blood vessels,
teeth and bones. Ascorbic acid is from citrus fruits and other vegetables. If
one lacks this vitamin, he may succumb to hemorrhages, rough, dry skin, scurvy,
sore joints and bones and increased risk to infections.
These dietary supplements must
always be taken with precaution and must follow a certain recommended daily allowance
to ensure safety and effectiveness
KOLESTEROL
Kolesterol (Yun.: chole = empedu, stereos = Padat) adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak dengan rumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun penting bagi tubuh untuk sintesa (pembentukan) zat-zat seperti membran sel , bahan isolasi sekitar serat saraf, hormon kelamin dan anak-ginjal, vitamin D serta asam empedu. Kolesterol terdapat dalam lemak hewani, kuning telur dan batu empedu. Penyerapan atau resorpsi makanan dari usus hanya terjadi bila ada cukup asam empedu untuk mengemulsinya. Jumlah penyerapan tergantung dari susunan makanan, antara lain kandungan kolesterol, lemak hewani dan serat nabati. Setiap hari dapat diserap sebanyak 200-600 mg kolesterol. Di samping itu tubuh, terutama hati, membentuk 700-1.000 mg kolesterol sehari untuk memenuhi kebutuhannya.
Kolesterol (Yun.: chole = empedu, stereos = Padat) adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak dengan rumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun penting bagi tubuh untuk sintesa (pembentukan) zat-zat seperti membran sel , bahan isolasi sekitar serat saraf, hormon kelamin dan anak-ginjal, vitamin D serta asam empedu. Kolesterol terdapat dalam lemak hewani, kuning telur dan batu empedu. Penyerapan atau resorpsi makanan dari usus hanya terjadi bila ada cukup asam empedu untuk mengemulsinya. Jumlah penyerapan tergantung dari susunan makanan, antara lain kandungan kolesterol, lemak hewani dan serat nabati. Setiap hari dapat diserap sebanyak 200-600 mg kolesterol. Di samping itu tubuh, terutama hati, membentuk 700-1.000 mg kolesterol sehari untuk memenuhi kebutuhannya.
Kolesterol dan telur. Sejak dulu
telah diduga bahwa telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, maka
asupannya harus dibatasi sampai 1 telur seminggu. Dewasa ini diketahui bahwa
orang sehat dapat setiap hari mengkonsumsi telur tanpa meningkatkan risiko PJP
(Penyakit Jantung dan Pembuluh darah) atau stroke (JAMA 1999; 281: 1387-94 dan
BMJ 1999; 318: 1094). Mungkin sekali kadar asam lemak jenuh yang tinggi dalam
telur juga memegang peranan dalam kasus ini.
Sintesa. Dalam keadaan normal hati
melepaskan kolesterol ke darah sesuai kebutuhan. Tetapi bila makanan mengandung
banyak kolesterol atau lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol darah akan meningkat.
Setelah diserap tubuh, sebagian lemak dalam bahan pangan digunakan sebagai
sumber energi, melalui reaksi penguraian: CO2 + H2O + kalori. Zat-zat
perombakan lainnya di dalam hati digunakan lagi untuk sintesa kolesterol dan
lemak lain. Sintesa endogen (proses pembentukan yang terjadi di dalam tubuh
dengan sendirinya) ini disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya selama berpuasa
atau bila terdapat banyak kolesterol dalam pangan, pembentukannya berkurang.
Sebaliknya, bila kadar asam empedu menurun, sintesanya meningkat untuk
dibiotransformasikan menjadi asam empedu lagi. Lazimnya, sekitar 2/3 dari
kolesterol tubuh disintesa secara endogen, hanya 1/3 berasal dari pangan
(eksogen). Sebagian orang, secara bawaan cenderung membentuk banyak kolesterol
endogen, terlepas dari kebiasaan makannya. Mereka merupakan penderita
hiperkolesterolemia familial (keturunan).
1.2 Lipoprotein
divider
divider
Kolesterol adalah zat dengan sifat
fisik serupa lemak atau Lipida. Lipida darah terutama dapat berjenis (1)
kolesterol, (2) trigliserida (minyak), (3) asam lemak bebas dan (4)
fosfolipida, yang semuanya tidak dapat larut dalam darah (lebih dari 50% darah
terdiri dari air). Lipida diangkut dengan plasma darah dalam bentuk
partikel-partikel yang memiliki kulit (shell) hidrofil yang terdiri dari
fosfolipida dan kolesterol bebas. Lapisan permukaan partikel ini juga terdiri
dari apolipoprotein yang berfungsi sebagai “etiket” (label pengenal) untuk
reseptor-reseptor sel. Senyawa kompleks dengan protein transpor disebut
lipoprotein yang dapat bercampur baik dengan darah. Sekitar dua per tiga dari
plasma lipoprotein disintesa dalam hati.
Ada beberapa jenis lipoprotein yang
dibedakan sesuai kandungan lipidanya yaitu :
(1) Chylomicron (baca: kilomikron)
dibentuk di dinding usus dari trigliserida dan kolesterol berasal dari makanan.
Lalu TG (trigeliserida) ini dihidrolisa oleh lipoproteinlipase dan sisanya
diekskresi oleh hati.
Kiomikron ini memiliki nilai
perbandingan lemak dan protein yang tertinggi (lebih banyak lemaknya ketimbang
protein), dan tugasnya adalah membawa energi dalam bentuk lemak ke otot.
Walaupun molekul-molekul ini tinggi lemak, diyakini bahwa kilomikron tidak
menyebabkan penyakit jantung karena dua alasan. Pertama, kilomikron adalah 90%
trigliserida dalam beratnya dan hanya memiliki sedikit saja kolestrol di
dalamnya. Kedua, orang dengan metabolisme lipid yang normal membersihkan
kilomikron dari aliran darah sekitar 12 jam setelah mengonsumsi makanan yang
berlemak. Ini lah alasan mengapa dokter meminta pasien untuk berpuasa selama 12
jam sebelum menjalani tes kolesterol—sehingga kilomikron tidak akan ada dalam
darah sama sekali. lni memungkinkan dokter untuk mendapatkan angka akurat dari
lipoprotein lainnya, yang dianggap memiliki dampak lebih besar dalam risiko
penyakit jantung atau atherosclerosis (pengerasan akibat pengapuran pembuluh
darah akibat endapan LDL – lihat 1.5 ) pada umumnya.
Pada metabolisme lipid yang normal,
usus biasanya mengemas trigliserida dari Iemak makanan yang dikonsumsi menjadi
kilomikron dan melepaskannya ke dalam aliran darah. Kilomikron lalu melepaskan
banyak dari asam lemaknya ke jaringan jaringan tubuh (seperti hati dan
otot-otot rangka), memberikan energi kepada hati dan otot rangka yang
dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Sisanya, sisa-sisa kilomikron pergi ke
hati tempat ia akan disaring keluar dari aliran darah.
Ada tiga kemungkinan yang terjadi
saat asam lemak dibawa dalam kilomikron yang beredar. (1) Mereka dapat
digunakan sebagai energi oleh berbagai jaringan tubuh; (2) mereka dapat diambil
oleh jaringan adiposa (lemak) dan disimpan sebagai energi di masa depan; atau
(3) mereka dapat pergi ke hati, tempat mereka dapat digunakan sebagai bahan
bakar atau diubah menjadi trigliserida. Jika mereka pergi ke hati, organ ini
akan mengambil trigliserida yang sudah diubah, mengemasnya dengan kolesterol
dan protein, lalu melepaskan paket paket ini ke dalam aliran darah sebagai
lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah (VLDL).
(2) VLDL (very low density
lipoprotein) dari hati, yang bersama chylomicron mengangkut sebagian besar TG
dan asam lemak bebas ke jaringan otot dan lemak.
VLDL, atau lipoprotein dengan
densitas yang sangat rendah ini dibuat oleh hati dari lemak, protein, dan
karbohidrat yang diambil dari makanan. VLDL menjalankan fungsi yang sama
seperti kilomikron membawa lemak ke otot sehingga otot bisa menggunakannya
sebagai energi. Namun, tidak seperti kilomikron, ketika tubuh melepaskan
sebagian trigliserida dari suatu partikel VLDL untuk menghasilkan energi, VLDL
itu akan menjadi LDL.
(3) LDL (low density lipoprotein)
mengangkut sebagian besar (k.l. 70%) kolesterol darah dari hati yang memiliki
reseptor-reseptor LDL ke jaringan. Proses penarikan LDL dari plasma melalui
reseptor-reseptor ini merupakan mekanisme utama dalam pengendalian level LDL.
Dalam hal tertentu, oksi-LDL, yakni kolesterol yang telah dioksidasi oleh
radikal bebas, dapat mengendap pada dinding pembuluh dan mengakibatkan
atherosclerosis.
(4) HDL (High Density Lipoprotein)
mengangkut kelebihan kolesterol (dan asam lemak) – yang tidak dapat digunakan
oleh jaringan perifer – kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu.
Dengan bantuan enzim LCAT (= lecithine Cholesterol acyl-transferase), yang
telah terendap pada dinding pembuluh “dilarutkan” (secara kimiawi: pembentukan
ester dengan lesitin) dan diangkut pula ke hati. HDL memiliki berat jenis
tertinggi.
Partikel-partikel lipoprotein
(chylomicron dan VLDL) tidak bersifat aterogen karena ukurannya yang besar
(diameter 30-600 nm) sehingga tidak memungkinkan menembus dinding saluran
darah. Sebaliknya partikel LDL (diameter 19-25 dapat dengan mudah menembus
dinding arteri dan menjadi penyebab utama dari atherosclerosis. HDL yang
memiliki partikel terkecil (diameter 4-10 nm) mampu mengangkut kolesterol dari
dinding arteri, yang merupakan dasar dari sifat anti–aterogennya.
* Apolipoprotein (apo) adalah
komponen protein penting dari pelbagai lipoprotein di samping komponen lipida
tersebut di atas. Apo ini berfungsi a.l. sebagai ligand (label, etiket) bagi
pengikatan pada reseptor LDL. Ada lima jenis, yakni apo-A, B, C, D dan E,
dengan sub-kelasnya. Selain fraksi-fraksi lipida, juga apo-B dan apo-AI
(protein dalam masing-masing VLDL/LDL dan HDL) ternyata bersifat aterogen kuat
dan merupakan indikator risiko pula bagi PJP.
Tabel 1: Jenis lipoprotein,
diameter, berat jenis dan komposisinya.
Tabel 1 Kandungan Liporoteins
1.3 HiperLipidemia (HLD)
divider
divider
Hiperlipidemia (lebih tepat
hiperlipoproteinemia) adalah kelainan atau penyakit pada keadaan dimana kadar
Lipoprotein darah meningkat akibat predisposisi genetik (keturunan)
(hiperlipidaemia primer) dan/atau yang berhubungan pula dengan kebiasaan makan
(diet) individual.
Untuk hiperlipidemia primer dapat
dibedakan dua jenis, yakni:
- Hiperkolesterolemia dengan
peningkatan Kadar LDL (dan kolesterol total).
Gangguan pada metabolisme lemak ini
merupakan gangguan yang paling umum dan sekitar 5% dari kasus adalah familial
(keturunan), tetapi dalam 95% dari kasus tidak diketahui penyebabnya.
- Hipertrigliseridemia, adalah
kelainan atau penyakit dimana kadar TG meningkat.
Kilomikron yang terbentuk dari lemak
pangan tadi di dinding usus kurang lebih 85% terdiri dari TG dan hanya sekitar
4 % dari kolesterol dalam kapiler jaringan-otot dan jaringan-lemak, TG dirombak
di bawah pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk yang masih mengandung banyak
TG dan kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut oleh hati. Tetapi
bila pengolahannya tidak sempurna, maka sisanya setelah makan masih
bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama, sehingga dengan demikian
terjadi hipertrigliseridemia. Jenis HLD ini dapat ditentukan dengan naiknya
kadar kilomikron segera setelah makan. Pada umumnya gangguan ini jauh hari
sudah menimbulkan bentuk atherosclerosis serius dan timbulnya masalah sekitar
usia 30 tahun.
1.4 Batasan Nilai Kolestrol Normal
divider
divider
Nilai kolesterol normal sangat
bervariasi secara geografis. Di negara-negara Asia-Afrika, makanan sehari-hari
umumnya mengandung lebih sedikit kalori, lemak hewani dan protein. Dengan
demikian, nilai tersebut umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara
Barat, misalnya kadar kolesterol total masing-masing rata-rata 3,9 mmol/l (=
150 mg%) dan 5,2 mmol/l (= 200 mg%). Pada tabel 2 diberikan angka-angka yang
dianggap normal bagi Indonesia dan negara-negara Barat, serta angka yang
meningkat di atas normal.
Tabel 2 Angka Kolesterol dan TG
Semua bayi dilahirkan dengan kadar
kolesterol rata-rata 80-100 mg% (2-2,6 mmol/l) yang selama pertumbuhan
berangsur-angsur naik sampai k.l. 150 mg% (3,9 mmol/1). Di negara berkembang,
pada umumnya kadar menetap di tingkat ini, sedangkan di negara Barat nilainya
terus meningkat sampai rata-rata 220 mg% (5,8 mmol/1). Kenaikan tersebut secara
fisiologis tidak normal dan diperkirakan ada hubungan kausal dengan susunan
makanan yang tak tepat, khususnya mengandung terlampau banyak lemak jenuh.
1.5 Atherosclerosis (AS)
divider
divider
Atherosclerosis (Yun. athere =
bubur, skleros = keras), juga disebut pengapuran pembuluh, adalah gangguan
arteri besar dan sedang yang bercirikan bengkak lokal pada lapisan-dalam
(intima) dan pengerasan pada lapisan-tengah (media) dinding pembuluh. Bengkak
itu terdiri dari oksi-LDL yang telah mempenetrasi sel-sel intima, endapan
kapur, fibrinogen serta jaringan-ikat dan disebut atheroma (bengkak berisi zat
lunak seperti bubur).
Etiologi (Sebab-Musabab). Di
negara-negara Barat kasus atherosclerosis (AS) sering ditemukan, hingga banyak
orang menganggapnya sebagai proses menua normal. Proses terjadinya gangguan ini
kebanyakan sudah dimulai pada orang dewasa muda usia 20-30 tahun dengai
munculnya ‘fatty streaks’ pada intima. Fatty streaks adalah bercak-bercak yang
terdiri dar sel-sel busa berisi lemak yang menumpuk di intima. Pada fase
selanjutnya oksi-LDL dan garam kalsium, sel-sel radang dan jaringan-ikat
tertimbun pada streaks tsb. yang lalu diselubungi dengan jaringan otot-polos.
Fase ini dapat berlangsung selama puluhan tahun tanpa gejala, dimana streaks
menebal sampai 2-3% setahun. Akhirnya antara usia 50-60 tahun terjadi plaques
aterosklerosis, plak/lempeng tebal yang menyumbat pembuluh hingga lubangnya
menyempit sampai 30% dan penyaluran darah sangat terhambat. Lagi pula
kelenturannya sangat berkurang. Baru pada saat itu muncullah gangguan serius
dan tergantung dari lokasi penyumbatannya dapat timbul beberapa gejala misalnya
angina, infark jantung dan stroke. Insidensi dan parahnya gangguan-gangguan ini
diperkuat oleh faktor-faktor penyebab risiko lain seperti merokok, hipertensi,
DiabeteS , penyakit jantung atau pembesaran bilik jantung kiri. Peradangan
dinding pembuluh berperan penting pada komplikasi AS.
Penanganan hiperlipidemia.
Atherosclerosis yang sudah terbentuk pada hakikatnya tidak bisa ditiadakan
dengan pengobatan. Beberapa riset menunjukkan bahwa penurunan kolesterol total
dengan anti-lipemika dapat “melarutkan” plak aterosklerosis. Untuk pelarutan
ini, peningkatan HDL adalah lebih utama daripada penurunan LDL. Selain
kombinasi damar (resin) dengan asam nikotinat, penghambat reduktase (statin),
dapat menimbulkan peningkatan HDL tersebut.
Dalam situasi gawat tertentu dapat
dilakukan rekanalisasi dari arteri yang telah tersumbat oleh atheroma (metode
dr Dotter ‘dottering’), atau dalam kasus berat bedah by pass.
Disamping pengobatan dan intervensi
bedah juga penyesuaian pola hidup dan diet sehat berguna sekali untuk usaha
menurunkan kolesterol tinggi.
* Diet penurunan lipid. Unsur-unsur
utama yang berkaitan dengan cara ini adalah:
- kurangi pemasukan lemak (sampai
k.l. 30% dari energi total) ; kurangi asupan produk-produk dairy dan daging
(susis, kornet) yang merupakan sumber utama lemak jenuh untuk digantikan dengan
ikan dan unggas.
- substitusi minyak jenuh dengan
minyak mono/poly-unsaturated (minyak olive kembang matahari, jagung atau
kedele) kurangi asupan kolesterol dengan menghindari a.l. jeroan, hati, otak
dll.
- tingkatkan asupan serat, mis.
Sayuran, buah-buahan, sereal (serat) murni dll.
- makan makanan yang mengandung
ester stanol. Stanol tumbuhan, seperti margarin khusus (Benecol), mengurangi
absorpsi kolesterol dari saluran cerna. Mekanismenya adalah stanol menempati
titi-titik dalam misel yang mengantar lipid ke sel-sel mukosa lambung-usus.
- kurangi asupan alkohol, karena
bila berlebihan, ini merupakan sebab penting dari hiperlipidemia sekunder dan
mengakibatkan parahnya gangguan primer;
- kurangi berat badan, Obesitas
merupakan faktor risiko gangguan kardiovaskuler, juga mengakibatkan lebih
parahnya gangguan hiperlipidemia.
0 komentar:
Posting Komentar